Hampa
Aku yang kerap kali urung mengundurkan diri perihal pergi
Menahan dan membatasi diri
demi pengecut yang berselindung di malam hari
Aku, yang dengan pasrah membasuh diri dengan peluh kala itu
Mengalir dari mata air, air mata
Sebab tak ada lagi jawab sebagai penenangnya
Kita, yang tertatih pada setapak yang paling hina
Mengadu alasan perkara rindu, temu dan sendu
Entah, langit nampak hampa malam itu,
Seolah mahir membaca aku, yang berubah sendu
Pun tangan yang takut dan kalah itu, tak lagi gagah menyalami
Rasaku tak lagi suci, ambisimu mereda kabur, menghitam, dan hancur
Hancur, serupa kita kala itu
Semoga aku bukan lagi sia-sia, si pemilik sejarah yang terpisah sebab pendosa dan pendusta-
Menahan dan membatasi diri
demi pengecut yang berselindung di malam hari
Aku, yang dengan pasrah membasuh diri dengan peluh kala itu
Mengalir dari mata air, air mata
Sebab tak ada lagi jawab sebagai penenangnya
Kita, yang tertatih pada setapak yang paling hina
Mengadu alasan perkara rindu, temu dan sendu
Entah, langit nampak hampa malam itu,
Seolah mahir membaca aku, yang berubah sendu
Pun tangan yang takut dan kalah itu, tak lagi gagah menyalami
Rasaku tak lagi suci, ambisimu mereda kabur, menghitam, dan hancur
Hancur, serupa kita kala itu
Semoga aku bukan lagi sia-sia, si pemilik sejarah yang terpisah sebab pendosa dan pendusta-
Komentar
Posting Komentar